Mahasiswa UWP Sadarkan Warga, Sampah Bisa ‘Disulap’ Jadi Uang

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sampah selalu identik dengan barang bekas yang tidak bernilai. Di Trawas, Mojokerto tepatnya di Desa Duyung, sekelompok mahasiswa dari Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya melakukan penyadaran kalau sampah bisa ‘disulap’ menjadi uang.

“Kami hanya ingin membantu penyadaran kepada masyarakat, kalau sampah bisa dijadikan uang,” kata Nuri Vinayah Putri Rahayu, mahasiswa UWP kampus Prigen Pasuruan.

Nuri mengatakan, untuk bisa melakukan penyadaran masyarakat terkait sampah, dia membentuk tim. Ada 10 mahasiswa UWP yang terlibat. Mereka adalah Siti Firda Setiawati, Ifin Aliful Imam, Chavella Offy Amelia, Achmad Dairobi Ashar, Dwi Fatmawati, Muhibbin, Abdul Ghofar, Uswatul Hasanah, Sukriyah Nuraini, dan Evi Nandika. Mereka mendatangi warga supaya tertarik menjadikan sampah dan ditukar dengan uang.

Ada sekitar tiga pertemuan dengan masyarakat, untuk pertemuan pertama dan kedua, respons warga masih kurang berminat. Namun, pada pertemuan ketiga warga sangat antusias. Mereka datang dengan membawa sampah yang layak dijual, kemudian ditimbang bersama-sama.

uwp sampah 1

“Kami memberi penyadaran kalau sampah tidak harus dibuang atau dibakar, sampah bisa disulap menjadi uang, caranya dikumpulkan dan dijual. Di sini (Desa Duyung), nanti ada bank sampah yang akan menukar sampah dengan uang,” ujarnya.

Bank sampah ini merupakan tempat untuk mengumpulkan sampah di desa-desa. Kemudian pada hari tertentu, ada petugas yang mengambil sampah dan mencatat siapa saja yang mengumpulkan sampah. Hasil dari sampah ini akan dicatat dalam buku tabungan yang disebut Bank.

“Nanti ada buku tabungan seperti bank. Didalamnya tercatat siapa saya yang menjual sampah, kemudian pada waktu tertentu uang baru bisa dicairkan. Seperti orang menabung,” kata Toko, Ketua Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta) di Desa Duyung Trawas, Mojokerto.

Toko mengatakan, untuk melakukan penyadaran terhadap warga mengenai sampah tidak mudah. Butuh waktu, karena selama ini warga membuang sampah sembarangan atau membakarnya. Saat ini, mereka harus mengumpulkan dan nanti bisa dijual.

Upaya ini, ujar dia, juga sebagai cara untuk meningkatkan kebersihan di desa. Apalagi, daerah Trawas merupakan wilayah wisata, artinya warga bisa memanfaatkan itu. “Saya sih inginnya seluruh Mojokerto sadar ini. Sampah bisa ditampung dan dijadikan uang,” jelas Toko.

Kepala Desa Duyung, Trawas Mojokerto Jurianto Bambang Siswantoro mengaku sangat senang dengan cara yang dilakukan mahasiswa UWP. Menurut dia, penyadaran terhadap warga bisa dilakukan kampus secara berkelanjutan. Hal ini akan semakin bagus bagi warga, dan juga mahasiswa karena bersentuhan langsung dengan warga yang membutuhkan. “Kalau bisa dilakukan kerjasama, biar ada kelanjutan. Saya senang seperti ini,” katanya. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *