Perguruan Tinggi Indonesia dan Jepang Kuatkan Kerja Sama dengan Industri
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pimpinan perguruan tinggi di Indonesia dan Jepang sepakat untuk lebih menguatkan kerja sama dengan industri. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini, yakni Strengthening Network for Research, Innovation in Higher Education and Industry.
Hal ini disampaikan para pimpinan perguruan tinggi Indonesia dan Jepang pada hari kedua 4th Joint Working Group (JWG) Indonesia – Japan di Surabaya, Selasa (24/10/2017).
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, mengatakan, kerja sama tersebut didasari atas kebutuhan alamiah kedua negara dimasa yang akan datang.
Menurutnya pada 2045 mendatang, Indonesia diprediksi akan memiliki jumlah usia tenaga kerja yang melimpah, atau yang dikenal dengan bonus demografi. “Namun sayangnya fasilitas yang ada di Indonesia kurang mendukung untuk menunjang research dan inovasi guna menopang kehidupan di masa depan,” tutur Joni Herman di Hotel JW Marriott Surabaya, Selasa (24/10/2017).
Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan negara Jepang. Jepang memiliki segala fasilitas untuk melakukan penelitian dan inovasi, namun justru akan mengalami penurunan jumlah usia tenaga kerja dalam kurung waktu yang sama.
Ia menambahkan dari kerjasama tersebut beberapa perguruan tinggi di Indonesia berharap bisa belajar masalah manajemen perguruan tinggi, inovasi dan riset.
“Kami berharap bisa seperti Jepang, bagaimana hasil penelitian perguruan tinggi tersebut diharapkan bisa dipakai untuk industri. Di ITS sekarang mengembangkan technopart dan ini yang kita coba kembangkan kedepan, Jepang sudah sangat pengalaman di bidang ini,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Hokkaido University, Toyoharu Nawa, mengatakan, potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia mampu menopang era kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang sedang dikembangkan di Jepang.
“Dari kerjasama ini bisa menghasilkan banyak engineer dan scientist yang akan menciptakan era kecerdasan buatan,” ujar Toyoharu yang juga menjabat Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi di Jepang. (mer)