All England 2017
Ganda Campuran Gagal Tembus Semifinal, Ini Evaluasi dari Pelatih Richard Mainaky

BIRMINGHAM, SURYAKABAR.com – Capaian tertinggi ganda campuran Indonesia di All England 2017 yakni menembus perempat final. Itu diraih pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sementara juara bertahan Praveen Jordan/Debby Susanto langkahnya justru terhenti di babak pertama.

Terkait kegagalan sektor ganda campuran ini, Kepala Pelatih Ganda Campuran, Richard Mainaky memberi evaluasi.

“Memang persiapan Tontowi/Liliyana belum seratus persen. Tontowi baru pulih dari gejala pra tifus dan Liliyana baru pulih dari cedera lutut. Kalau saya lihat semalam, permainan Tontowi/Liliyana kalau persiapannya ditambah seminggu lagi, mereka bisa juara. Seharusnya seperti itu, persiapan bagus, maka hasilnya pun akan bagus. Seperti saat Olimpiade, dua bulan penuh mereka fokus,” kata Richard.

“Tapi dilihat dari perjuangan Tontowi/Liliyana saya cukup bangga. Dengan persiapan yang minim, mereka saya lihat telah berjuang maksimal,” tambahnya.

Richard sebenarnya menaruh harapan besar kepada Praveen Jordan/Debby Susanto. Mereka semula diharapkan bisa mempertahankan gelarnya dari tahun lalu. Sayang, Jordan/Debby justru tersingkir di babak pertama. Mereka kalah dari pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

“Sebenarnya saya taruh harapan pada Jordan/Debby, karena mereka dari segi persiapan lebih maksimal. Dari laporan yang saya dapat dari Vita (Marissa) yang mendampingi, penampilan Jordan/Debby kurang maksimal. Jordan telat startnya, sehingga banyak melakukan pukulan-pukulan error,” kata Richard saat dihubungi badmintonindonesia.org.

Terhenti di babak pertama juga dialami tiga pasangan lainnya. Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti sama-sama gagal mengatasi lawan-lawannya.

“Untuk Hafiz/Shela mereka oke dan menunjukkan perkembangan yang baik. Ronald/Melati yang penampilannya tidak sesuai harapan. Sementara Eko/Annisa sudah oke, cuma dia ketarik otot perutnya,” ujar Richard.

Sumber:PBSI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *